Wang Yi Adakan Pembicaraan Dengan Retno
2020-08-21 11:20

(indonesian.cri.cn) Hari Kamis kemarin (20/8), Anggota Dewan Negara merangkap Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Baoting, Provinsi Hainan, Tiongkok.

Ditunjukkan oleh Wang Yi bahwa dunia dewasa ini menghadapi tantangan yang baru, perubahan historis yang tumpang tindih dengan pandemi global. Unilateralisme dan politik hegemonis terus bangkit. Hubungan Tiongkok-Indonesia sebagai salah satu kemitraan yang paling strategis di kawasan ini, sempat mengalami ujian pandemi, dan menunjukkan ketangguhan yang kuat. Di bawah pimpinan strategis Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo, kedua negara saling membantu dalam penanggulangan pandemi, dan saling membantu dalam pemulihan ekonomi. Kedua negara melakukan kerja sama erat di ajang multilateralisme, di mana saling percaya dan integrasi kepentingan terus diperdalam. Tiongkok dan Indonesia sama sama adalah negara berkembang besar dan ekonomi yang baru bangkit, hendaknya memperlihatkan pandangan global, dan menunjukkan sikap bertanggung jawab, dalam rangka aktif mendorong kerja sama persatuan masyarakat internasional, memelihara perdamaian dan kestabilan internasional dan regional, memelihara kepentingan bersama negara-negara berkembang, serta memelihara sistem internasional yang didominasi PBB.

Wang Yi menyatakan, tahun ini adalah HUT ke-70 penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia, Tiongkok bersedia terus berupaya bersama Indonesia, tidak hanya berfokus pada masa sekarang, tapi juga menjangkau jauh, memperluas bidang kerja sama, menambahkan kesepahaman kerja sama, mendorong hubungan kedua negara mencapai kemajuan lebih besar. Misi yang urgen dewasa ini adalah mendorong penelitian dan pengembangan vaksin covid-19 demi kerja sama penanggulangan pandemi. Tiongkok sudah secara terbuka berkomitmen bahwa vaksin buatan Tiongkok akan disediakan sebagai produk publik global setelah penelitiannya berhasil, dan negara-negara berkembang akan dikategorikan sebagai kelompok prioritas. Kerja sama Tiongkok-Indonesia di bidang penelitian dan pengembangan vaksin sudah berjalan di barisan depan negara-negara lain di kawasan ini, kedua pihak sudah menghidupkan uji coba vaksin tahap ke-3 di Indonesia pada minggu lalu. Tiongkok mendukung perusahaan domestik mengadakan kerja sama di bidang penggunaan dan penelitian vaksin secara menyeluruh dengan Indonesia, agar membentuk komunitas kesehatan bersama. Kedua pihak sudah sepakat seputar pengaturan Jalur Cepat, dan hendaknya menggunakan jalur cepat tersebut dengan baik, dalam rangka menjamin kelancaran perjalanan personil kedua negara di atas dasar pencegahan dan pengendalian wabah, memelihara pengoperasionalan stabil rantai penyuplaian industri, membantu pemulihan ekonomi satu sama lain. Kedua pihak hendaknya mempercepat sinergi antara inisiatif Sabuk dan Jalan dengan ide Poros Maritim, mendorong pembangunan proyek simbolis seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan Koridor Ekonomi Terpadu Regional, mengintensifkan kerja sama kreatif di bidang telekomunikasi 5G, kecerdasan buatan dan E-bisnis, demi mewujudkan perkembangan berkualitas tinggi yang berkelanjutan. Kedua pihak hendaknya berusaha mensukseskan kegiatan perayaan genap 70 tahun penggalangan hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia, dalam rangka memperdalam kerja sama dan pertukaran yang sesuai dengan aspirasi masyarakat kedua negara.

Ditunjukkan oleh Wang Yi bahwa, Tiongkok dan ASEAN sudah menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain, volume perdagangan dan investasi kedua pihak sama-sama melonjak selama wabah covid-19, hal tersebut telah mencerminkan keunggulan besar dan ruangan luas kerja sama bilateral. Penanggulangan wabah dan pembangunan adalah dua titik berat bagi kawasan Asia Timur, Tiongkok bersedia berupaya bersama dengan negara-negara ASEAN demi terwujudnya target tersebut. Tiongkok dan ASEAN hendaknya menjamin penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dalam tahun ini, dan merebut peluang perkembangan. Sementara itu juga kedua pihak hendaknya mencegah kekuatan eksternal kawasan yang mencoba merusak suasana dan proses kerja sama Asia Timur.

Wang Yi menunjukkan bahwa, umat manusia merupakan komunitas senasib sepenanggungan yang gotong royong, baik dalam menanggulangi wabah maupun memulihkan ekonomi, semestinya menerapkan jalan kerja sama, dan berpegang teguh pada multilateralisme. Tiongkok bersedia bersama dengan Indonesia, dalam rangka dengan teguh mempertahankan dan menerapkan multilateralisme, dengan tegas memelihara patokan pokok hubungan internasional, dan dengan tegas mendorong multi polarisasi dunia serta demokratisasi hubungan internasional.

Wang Yi menekankan pembahasan Kode Etik Perilaku (CoC)  Laut Tiongkok Selatan telah mematuhi prinsip negosiasi setara, dan mencerminkan 11 kesepahaman yang tercapai antara Tiongkok dengan ASEAN, hasilnya semestinya sesuai dengan kepentingan berbagai negara di kawasan, dan juga semestinya sesuai dengan hukum internasional. Beberapa kekuatan eksternal berniat jahat memanas masalah LTS, dan membuat ketegangan, hal ini merupakan ancaman langsung bagi kestabilan kawasan. Tiongkok bersedia berupaya bersama negara-negara ASEAN termasuk Indonesia agar sedini mungkin menandatangani CoC dan bersama memelihara perdamaian permanen LTS.

Retno Marsudi sempat menyampaikan surat Presiden Joko Widodo kepada Presiden Xi, dan menyatakan Indonesia sepenuhnya setuju untuk memelihara hubungan baik kedua pihak, dan berharap vaksin covid-19 dapat disalurkan kepada negara-negara berkembang secara adil dengan harga terjangkau. Dukungan dan peranan Tiongkok merupakan unsur krusial bagi terwujudnya target tersebut. Pemerintah RI akan aktif mendukung perusahaan terkait untuk menggelar kerja sama vaksin dengan perusahaan Tiongkok. Peresmian Jalur Cepat mempunyai arti penting bagi diperdalamnya kerja sama kedua pihak. Ia berharap kedua pihak secepatnya menyelenggarakan rapat komite gabungan ekonomi dan perdagangan, dalam rangka membahas kemitraan konstruksi infrastruktur kereta cepat dan pelabuhan serta meningkatkan kerja sama di bidang makanan. Indonesia bersedia membahas kerja sama 5G dengan Tiongkok, mempercepat ekonomi digital dan menjamin penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) dalam tahun ini. Tiongkok selalu adalah mitra kerja sama penting bagi negara-negara ASEAN. Indonesia akan berupaya bersama Tiongkok, saling menghormati dan meningkatkan saling percaya demi pemeliharaan perdamaian dan kestabilan di kawasan LTS.

Kedua pihak juga bertukar pendapat secara mendalam seputar masalah-masalah regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama.