Mantan Dirjen WTO: Tiongkok Adalah Kontributor Terbesar dalam Sistem Perdagangan Multilateral
2021-05-17 20:26

(indonesian.cri.cn) Tahun ini merupakan genap 20 tahun Tiongkok bergabung ke dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Mantan Direktur Jenderal WTO Yi Xiaozhun baru-baru ini di depan sebuah seminar menyatakan, selama dua dasawarsa sejak bergabung ke dalam WTO, Tiongkok dianggap sebagai pihak yang memperoleh keuntungan terbesar dan juga kontributor terbesar dalam sistem perdagangan multilateral. Dia berpendapat, Tiongkok hendaknya memerankan peranannya dalam proses reformasi WTO.

Di depan seminar bertema “Prospek Reformasi WTO dan Peranan Tiongkok” yang digelar oleh sebuah wadah pemikir CCG baru-baru ini, mantan Direktur Jenderal WTO selaku mantan Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Yi Xiaozhun menyatakan, selama 20 tahun yang lalu sejak bergabung ke dalam WTO, Tiongkok dianggap sebagai pihak yang memperoleh keuntungan terbesar dan kontributor terbesar dalam sistem perdagangan multilateral. Dengan mengutip data statistik WTO, dia mengatakan bahwa selama 20 tahun lalu, volume perdagangan komoditi global bertambah sekitar satu kali lipat, sementara volume ekspor komoditi Tiongkok bertambah 7 kali lipat lebih. Volume impor Tiongkok juga bertambah sekitar 6 kali lipat. Angka ini sangat penting, menunjukkan kontribusi Tiongkok terhadap dunia. Impor Tiongkok sudah menempati 12% dari volume total perdagangan komoditi global, menurutnya itu adalah rekor yang menakjubkan.

Keanggotaan Tiongkok di WTO telah mengubah struktur perdagangan multilateral dan menguntungkan rakyat seluruh dunia, khususnya bagi negara-negara berkembang.

Yi Xiaozhun mengambil contoh spesifik bidang perdagangan di negara-negara berkembang.

 

“Tiongkok merupakan negara berkembang utama dalam beberapa negara berkembang anggota WTO yang berkomitmen mengenakan nol pajak terhadap 97% komoditi asal negara-negara termiskin. Sejak tahun 2008, Tiongkok adalah negara pengimpor utama bagi negara-negara termiskin, dan berhasil menerima seperempat dari volume ekspor total negara-negara termiskin.

 

Yi Xiaozhun menunjukkan bahwa Tiongkok mempunyai keyakinan terhadap peran yang dimainkannya dalam WTO. Dia berpendapat bahwa, reformasi dan keterbukaan “tak akan pernah berhenti”. Ditunjukkannya pula bahwa, selama prosedur reformasi WTO, Tiongkok harus dan berkapasitas mengembangkan peranan uniknya yang lebih berambisi.