Konsul Jenderal Zhang Min Melakukan Kunjungan Kerja ke Aceh
2022-08-04 17:52

Dari tanggal 31 Juli hingga 2 Agustus, Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Medan, Zhang Min, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aceh dan mengunjungi Gubernur Aceh Achmad Marzuki, Kabinda Brigjen Andi, Asisten Gubernur Mawardi, Ketua Harian Perhimpunan Indonesia Tionghoa, Indra Wahidin juga ikut mendampingi pertemuan tersebut. Selama periode tersebut, Konjen Zhang juga mengunjungi pimpinan organisasi Tionghoa seperti Yayasan Hakka Aceh, dan bertemu dengan perwakilan perusahaan Tiongkok seperti penaggungjawab Proyek Datang Meulaboh.


Saat bertemu dengan Gubernur Aceh, Konjen Zhang menyatakan bahwa Presiden Jokowi berhasil mengunjungi Tiongkok pada 25-26 Juli. Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo melakukan pertukaran pandangan yang komprehensif dan mendalam tentang hubungan Tiongkok-Indonesia serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama, dan mencapai serangkaian konsensus penting. kedua belah pihak sepakat untuk menetapkan arah umum pembangunan komunitas senasib umat manusia, dan mengeluarkan pernyataan pers bersama tentang pertemuan antara kedua kepala negara, memperbarui nota kesepahaman tentang kerja sama antara "Satu Sabuk Satu Jalur" dan "Poros Maritim Dunia", dan menandatangani serangkaian dokumen kerja sama yang membuahkan hasil. Kedua kepala negara sepakat untuk terus memimpin hubungan Tiongkok-Indonesia dari perspektif strategis dan jangka panjang untuk mencapai stabilitas dan pembangunan jangka panjang, sehingga lebih menguntungkan kedua bangsa serta menyuntikkan lebih banyak kepastian dan energi positif ke kawasan dan dunia.Cheng Ho, seorang navigator Tiongkok terkenal dari Dinasti Ming, melewati Aceh dalam pelayarannya ke Samudera Barat. Aceh masih menyimpan lonceng (lonceng Cakra Donya) pemberian Cheng Ho yang diberikan kepada Pangeran Aceh (Sultan Pasai) dan masjid yang dibangun untuk daerah setempat. Setelah tsunami Aceh pada tahun 2004, pemerintah Tiongkok dengan cepat mengirimkan tim penyelamat internasional pertama ke Aceh untuk memberikan bantuan. Federasi Amal dan Palang Merah Tiongkok menggunakan sumbangan swasta Tiongkok untuk membangun "Desa Persahabatan Tiongkok-Indonesia" di Aceh. Provinsi Aceh memiliki letak geografis yang unik, memiliki keragaman suku, agam dan budaya, kaya akan sumber daya alam merupakan salah satu daerah perkumpulan umat Islam yang penting di Indonesia. Daerah Otonomi Uighur Xinjiang sebagai jendela Tiongkok yang terbuka bagi barat, terletak di kawasan pusat dan kawasan penting Jalur Sutra Ekonomi. Banyak kelompok etnis dan agama hidup dalam kerukunan, masyarakat stabil, ekonomi terus berkembang, orang-orang hidup dan bekerja dengan damai dan bahagia. Aceh dan Xinjiang memiliki banyak kesamaan dan potensi kerjasama yang besar. Konjen Zhang mengirimkan surat kepada Gubernur pada tanggal 21 Juli untuk menyampaikan proposal pembentukan hubungan persahabatan provinsi-daerah antara Daerah Otonomi Uighur Xinjiang dengan Provinsi Aceh, beliau berharap gubernur dan pemprov Aceh dapat mempertimbangkan secara aktif proposal ini. Gubernur Achmad Marzuki mengucapkan terima kasih kepada Konjen Zhang karena telah memperkenalkan perkembangan terakhir hubungan Tiongkok-Indonesia, dan menyatakan bahwa dia pernah ke Beijing untuk mengunjungi Markas Besar Pasukan Penjaga Perdamaian Tiongkok dan kamp penjaga perdamaian Tiongkok di Lebanon. Tiongkok adalah salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan jumlah pasukan penjaga perdamaian terbesar yang telah memberikan kontribusi penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia. Dia menyambut baik dan mendukung usulan Xinjiang untuk menjalin hubungan persahabatan dengan Xinjiang, dan mengatakan bahwa pemerintah provinsi Aceh akan melakukan prosedur pembentukan hubungan persahabatan yang relevan dan melaporkannya ke pemerintah pusat Indonesia untuk disetujui. Setelah disetujui, pihaknya akan mengatur waktu untuk penandatanganan surat pernyataan minat pembentukan hubungan persahabatan dengan Xinjiang. Diharapkan pertukaran dan kerjasama antara kedua belah pihak di bidang ekonomi, perdagangan dan pertukaran humaniora dapat dilakukan melalui pertukaran kunjungan antara delegasi pemerintah kedua provinsi dan daerah, selain itu, beliau juga menyabut lebih banyak perusahaan Tiongkok untuk berinvestasi di Aceh. Konjen Zhang juga menyatakan akan memberikan bantuan aktif dalam hal ini.

Konjen Zhang sepenuhnya mengapresiasi pekerjaan yang dilakukan oleh Yayasan Hakka Aceh dan komunitas Tionghoa lainnya yang telah mendorong pembangunan ekonomi dan sosial lokal, menyebarluaskan dan mempromosikan budaya Tionghoa, serta meningkatkan koeksistensi yang harmonis antara suku Tionghoa dengan suku lainnya, serta memainkan peran penting dalam mendorong pertukaran persahabatan dan kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia. Para ketua komunitas Tionghoa menyatakan bahwa mereka akan terus berperan penuh untuk terus peduli dan mendukung pembangunan negara kampung halaman mereka, dan memberikan kontribusi untuk pertukaran persahabatan dan kerja sama pragmatis antara Tiongkok dan Indonesia.


Selama pertemuannya dengan perwakilan perusahaan Tiongkok termasuk penanggung jawab proyek Datang Meulaboh, Konjen Zhang menekankan bahwa semua perusahaan harus mengoordinasikan hubungan antara pencegahan dan pengendalian pandemi dengan kembalinya proses bekerja dan produksi. Di saat yang bersamaan, memberikan perhatian khusus pada kesehatan mental karyawan, dan tepat waktu menyalurkan dan menghilangkan stres dan emosi negatif; Kedua, perlu untuk mengoordinasikan hubungan antara keselamatan dan produksi, menyelidiki dengan cermat berbagai potensi risiko keselamatan, meningkatkan rencana darurat secara efektif, dan meningkatkan kemampuan pencegahan dan penanganan risiko; Ketiga, memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan, menjaga hubungan baik dengan pemerintah daerah dan masyarakat, serta secara aktif melakukan kegiatan kesejahteraan masyarakat seperti pengentasan kemiskinan, pencegahan dan pengendalian pandemi, dan bantuan darurat bencana.


Konjen Zhang juga meninjau "Desa Persahabatan Tiongkok-Indonesia", mengunjungi Museum Tsunami Aceh dan masjid yang dibangun oleh Cheng Ho di Aceh.